- TKSK di Kabupaten Cirebon dalam Pantauan Kejaksaan dan Polda Jabar
- Kemnaker Serahkan SKKK Keahlian Biopharmaceutical ke PT Bio Farma
- Sudis SDA Jakbar Normalisasi Saluran di Green Garden Kebon Jeruk
- Legislator Tanggapi Prokontra Vaksinasi Covid-19
- Pemerintah Bakal Berlakukan Jaminan Kehilangan Pekerjaan
- Satgas Segel 22 Tempat Usaha Langgar Jam Operasional
- Bupati Bahas Kebangkitan UMKM Taput dengan Kemenko Manives
- Bahas Revisi RPJMD, DPRD Undang Mitra Kerja
- Kasus Positif Covid-19 Menurun, Pelaksanaan PPKM di Kabupaten Cirebon Dinilai Berhasil
- Bupati Cirebon Donorkan Plasma Darah untuk Pengobatan Covid-19
Keluarga Baba Omar, Imigran Palestina Diusir Warga, Ditolak di Tempat Baru
Berita Populer
- BPN Kota Bekasi: Biaya PRONA Hanya Rp150 Ribu
- Diskominfo Gelar Forum Menuju Kabupaten Bogor Berbasis TI
- Polres Metro Bekasi Kota Bongkar Isu Pembegalan yang Beredar di Akun WA
- FORUM STAF BAWASLU DKI JAKARTA Sampaikan Nota Keberatan
- Pembangunan Gedung Serba Guna di Desa Tegal Gubug Lor Diduga Bermasalah
Baca Juga
- Kabupaten Bogor Pertahankan Nilai B untuk Akuntabilitas Kinerja0
- Walikota Bekasi Deklarasi Anti Hoax dan Radikalisme 0
- BPJS dan Pemkab Cirebon Gelar Sosialisasi JKN dan KIS kepada ASN0
- Kembangkan Ekonomi Kreatif, Jabar Sabet APPSI Gubernur Awards0
- PHL Sudin Kehutanan & Pertamanan Jakbar Tata Tanaman Hias di Bahu Jalan Raya 0
Oleh Marihot Pakpahan
REAKSI BOGOR - Kisah pengungsi Palestina Baba Omar dan keluarga yang tinggal di Bogor viral di media sosial dan menjadi sorotan. Namun cerita Baba Omar memunculkan anggapan dia dan dan keluarga telantar di Bumi Tegar Beriman ini.
Belakangan terkuak fakta bahwa sejak Agustus tahun lalu, International Networking for Humanitarian (INH) menganggarkan Rp27 juta untuk tempat tinggal keluarga Omar selama setahun. Perangai sang bapak yang temperamental membuat warga sekitar kontrakan gerah. Sehingga belum 12 bulan masa kontrak, keluarga itu pun dipindah ke D’Lisdin.
Kisah berawal dari lapak yang dia gelar di sekitaran Pakansari ditertibkan Satpol PP Kabupaten Bogor. Omar pun marah dan menyebut warga lokal boleh berjualan, sedangkan imigran tidak boleh.
Upaya Pemkab Bogor bersama United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), INH dan LSM Masyarakat Pejuang Bogor (MPB) memindahkan keluarga ini ke hunian baru tidak mudah. Warga Nirwana Golden Park nyatanya tidak tahu-menahu keluarga pengungsi itu pindah ke lingkungan mereka dan menolak .
“Harusnya ada rundingan dulu dengan warga, bicara dengan tetangga kanan kiri. Ini kan kami saja baru tahu. Kami belum bisa memutuskan (boleh atau tidak, red), saya tanya dulu warga,” kata Ketua RT 04/05, Nirwana Golden Park, Nur Bud.
Secara tersirat, ia agaknya khawatir jika kehadiran Omar bisa mengganggu ketenteraman warga perumahan yang sudah tinggal lebih dulu. Apalagi warga sudah mengetahui kisah Omar dan keluarga dari informasi yang beredar di media sosial.
Sementara itu (INH) punberpesan agar keluarga Omar berkelakuan baik di manapun mereka tinggal. Jika tidak, keluarga yang memiliki lima orang anak itu akan diserahkan ke pihak berwajib.
“INH hanya memfasilitasi. Keluarga ini juga sudah merusak citra Indonesia karena mengaku terlunta-lunta di Indonesia. Padahal, sejak Agustus 2018, kami sudah memfasilitasi rumah tinggal,” ujar CEO INH, Lukman Nulhakim.
“Makanya saya tegaskan ke mereka. Jika nanti di tempat baru sudah ada yang bisa menerima, mereka harus berkelakuan baik dengan menandatangani perjanjian. Kalau tidak, kami angkat tangan dan kami akan serahkan ke pihak berwajib,” katanya.
Hingga kini, INH masih mencarikan rumah baru bagi keluarga itu. Lukman pun memastikan jika keluarga ini menjadi yang terakhir diperlakukan sedikit istimewa.
“Supaya tidak ada keluarga Omar lainnya. Ini final. Karena keluarga ini sempat viral dan mengaku bahwa mereka ini telantar. Sehingga banyak yang iba. Padahal tidak seperti itu. Mereka sudah diberikan tempat tinggal yang layak. Tapi tidak bisa membaur dengan masyarakat,” katanya.(R2)
